Seiring dengan bergejolaknya
perekonomian dunia akibat pendemi Corona atau Covid 19 tentu membawa banyak
kejadian dan perubahan. Begitu juga jika kita mengamati kondisi pergerakan
modal atau bursa saham.
Tulisan kali ini akan membahas
mengenai rekomendasi atas apa yang seharusnya dilakukan terhadap bursa saham apakah
beli, hold atau jual.
Rekan-rekan, kondisi market saat
ini masih fragile / volatile / bergejolak / belum stabil. Jika saham yg rekan2 miliki naik / profit, silakan
dijual dulu. Lebih baik amankan cuan / profit dulu. Amankan uang cash dulu
untuk berjaga-jaga. Jika sudah koreksi turun lagi bias buy lagi atau
mengaveragekan saham-saham terdahulu yang sudah terlanjur dibeli agar harga
lebih murah.
Dari market Amerika meski semalam
ditutup (+) tebal rata2 5-6%, namun justru data terbaru pasien (+) covid19 di
Amerika menduduki kasus tertinggi di luar negara China. Ini tentu akan direspon
oleh market ke depan sehingga market Amerika berpeluang turun lagi. Perlu di
ingat kembali, kemarin bursa amerika hijau tebal karena dari The Fed memberikan
stimulus USD 2 Triliun utk ekonomi Amerika, bukan ekonomi Indonesia.
Adapun di Indonesia masih banyak
hal yg perlu kita waspadai. Misalnya seperti :
1. Pasien (+) covid19 masih terus
bertambah dengan penambahan rata-rata 100 orang per hari. Dan dari informasi
yang saya peroleh dari situs resmi pemerintah tentang corona https://www.covid19.go.id/ jumlahnya
benar-benar mengejutkan sudah melebihi 6.500 orang. Artinya kita sebaiknya
sangat berhati-hati di market. Kecuali rekan2 bermental baja dan cashnya tidak
terbatas. Sisi lain jika teman-teman memiliki dana dingin, cocok sekali untuk
membeli saham-saham mewah atau bluechip diharga yang murah. Bahkan jika jiwa
nasionalisme lebih dikedepankan, justru moment sekarang adalah moment untuk
menunjukan bahwa orang indonesia bisa menguasai permodalan
perusahaan-perusahaan besar agar menjadi murni milik orang Indonesia atau
perusahaan-perusahaan besar lain yang beroperasi di Indonesia.
BACA JUGA : INI DIA 10 PERUSAHAAN SYARIAH TERBESAR DI BEI ! SUDAH BELI SAHAMNYA??
2. Di Indonesia belum ada
lockdown atau aturan tegas mengenai pencegahan corona, tapi justru ditemui
orang-orang dari RED ZONE malah pulang kampung atau ke tempat-tempat yang masih
GREEN AREA. Ini justru berpeluang menyebabkan yg GREEN jadi RED ZONE, seperti
di Itali. Tentunya Investor Asing mencermati hal seperti ini dan ketika nanti
sudah mencapai puncak penyebarannya, tentunya asing sudah keluar sedikit demi
sedikit dan tentunya kondisi harga akan bergejolak. Maka, sebaiknya kita
berhati-hati atas kondisi market saat ini. Kalau untung, jual dulu.
3. Pemerintah menghimbau banking
dan dan leasing utk menunda
pembayaran kredit selama 1 tahun. Meski ini belum terealisasi dan bila tidak
terealisasipun, efek Covid19 ke ekonomi Indonesia besar sehingga tentu akan
meningkatkan NPL bank2. NPL adalah rasio kredit macet.
4. Dari dalam negri, pemerintah
berencana utk menerbitkan recovery bond
/ surat utang (baca berita resminya disini : Berita Pemerinta berencana untuk menerbitkan recovery bond) untuk
membiayai pemulihan kondisi dalam negeri karena dampak dari covid19. Ini masih
dalam pembahasan dan tentu uangnya belum ada.
5. Logika di Market suka berbeda
dengan logika kita pada umumnya. Di market ada strategi, buy on rumors sell on
news. Maka, saat ada berita resmi muncul di pasar, dan harga saham naik,
sebaiknya sell. Seperti sekarang ini, bukan buy.
BACA JUGA : 4 SAHAM YANG LABANYA TIDAK PERNAH TURUN DALAM 10 TAHUN
6. Di media massa banyak
bertebaran berita bahwa masyarakat ramai-ramai borong produk kesehatan, makanan
dan minuman, dan banyak kegiatan dialihkan secara online sehingga pemakaian
atas produk2 ini tentu meningkatkan dan sales perusahaan yang jualan produknya
juga akan naik.
Jika berani trading, silakan pantau saham dalam sektor-sektor dibawah ini :
1. Farmasi: KAEF, KLBF, SIDO
2. Consumer goods: ICBP, UNVR
3. Telekomunikasi: TLKM
Disclaimer on. Tulsian ini bersifat pandangan pribadi. Segala risiko
tetap ada di tangan rekan-rekan. Silakan dijadikan pertimbangan tetapi saya
tidak memaksa rekan-rekan untuk mengikuti pandangan saya.
Terima kasih