• Contact us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Langganan Artikel Gratis
  • 5 FAKTOR UTAMA KEGAGALAN PELAKU BISNIS PEMULA DAN SOLUSINYA !

    Zaenal Book : Kegagalan Pebisnis Pemula



    Sepanjang sejarah hidup manusia tidak ada satu keberhasilan pun yang dicapai oleh manusia tanpa adanya perjuangan. Kalimat ini mungkin sering kita dengar dan secara umum kebanyakan orang pun telah sepakat dengan pernyataan tersebut. Coba perhatikan kata perjuangan, apa sih makna perjuangan? Mengapa perjuangan selalu dikaitkan dengan kesuksesan?

    Secara umum perjuangan tentu bermakna sebuah upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk melewati rintangan dalam proses mencapai sebuah tujuan. Perjuangan dalam proses pencapaian kesuksesan tidak akan terjadi tanpa adanya rintangan. Perjuangan tidak akan dikatakan sebagai perjuangan jika tidak ada yang namanya rintangan. Rintangan ini bentuknya bermacam-macam salah satunya adalah kegagalan. Kegagalan atas sebuah upaya atau metode pencapaian dari kesuksesan. Contoh ringannya saya ingin menjadi pengusaha kuliner terbesar di Yogyakarta. Upaya yang dilakukan adalah secara nyata berjualan makanan. Akan tetapi faktanya dagangan makanan saya tidak enak dan tidak disukai banyak orang. Akibatnya usaha kuliner saya bangkrut.

    Coba perhatikan dan kita bahas contoh sederhana diatas. 1) Tujuan kesuksesannya adalah menjadi pengusaha kuliner terbesar di Yogyakarta. 2) Upaya atau proses yang dijalani adalah dia memasak dan langsung praktek berjualan makanan. 3) Rintangannya  kualitas makanannya tidak sesuai sehingga tidak laku. 4) Kegagalannya adalah dia belum berhasil menjadi pengusaha kuliner terbesar di Yogyakarta.

    Jika kita renungi 4 proses tersebut kita akan dapat melihat dengan jelas dimana letak kendala dalam proses menuju berhasil. Kita akan mampu memetakan perjalanan proses menuju keberhasilan. Dari ke empat tahapan tersebut tentu kita sepakat bahwa kegagalan disebabkan proses ketiga. Padahal pada proses ketiga adalah hal pokok atas tujuannya. Bisnis kuliner nyawa utamanya ya jelas di rasa makanan itu sendiri.

    Begitupun dalam bisnis dibidang lainnya, seringkali banyak orang yang berbisnis dan ketika gagal dia sulit untuk bangkit kembali. Baik itu karena dia terauma, modal habis, jenuh, ataupun putus asa. Nah berikut dibawah ini faktor-faktor utama kegagalan dalam berbisnis untuk pemula.

    Tidak Konsisten

    Biasanya orang yang pertama kali berbisnis khayalannya sudah jauh kedepan tentang posisi dia yang sudah sukses. Misalnya : “Jika saya bisa jual 10 produk saya dapat segini nih, wah itu baru sehari kalo sebulan berarti ya segini, setahun? Dan seterusnya”. Hal ini sebenarnya baik untuk memacu motivasi diri tentunya jika tidak dilakukan secara berlebihan sampai lupa bahwa praktek dilapangan tidak semudah itu. Logikanya kalaupun jualan laris pun dia akan lebih ekstra dalam bekerja, bisa jadi melebihi jam kerja ketika dia menjadi karyawan pada umumnya yang bekerja 8jam. Tidak konsistennya dimana? Nah biasanya pebisnis pemula ketika dihadapkan dengan ketidaksesuaian antara ekspektasi dengan realita dia akan berkata “Ko gini ya?” Ah ya sudahlah aku tak fokus yang lain dulu.” Ragam sekali alasannya yang intinya dia kaget dan males untuk melanjutkan sesuai planing diawal. Padahal itu baru rintangan awal, yaitu produk belum laku. Logika saja namanya produk baru tentu butuh proses pengenalan.

    Salah Pengelolaan

    Pada faktor ini umumnya berfokus pada bidang pengelolaan keuangan dan sumber daya manusia atau SDM serta kualitas produk. Pada bidang keuangan yang sering terjadi adalah uang pribadi dengan uang usaha dicampur jadi satu. Tidak dapat menekan biaya tetap maupun biaya operasional. Salah perhitungan harga jual misalnya karena beranggapan sebagai pendatang baru makanya harga harus murah. Padahal dibelakang belum ada persiapan.  Seperti yang dijelaskan pada tulisan Cara menentukan harga jual yangbenar pada postingan sebelumnya. Sedangkan pada pengelolaan SDM biasanya pebisnis pemula mereka akan langsung menggunakan karyawan baru. Dengan tujuan salah, yaitu agar terlihat wah atau sudah riil menjadi pengusaha oleh teman-temannya maupun keluarganya. Padahal risiko biaya tetap menggandeng karyawan baru tidaklah kecil. Boleh saja langsung merekrut karyawan baru, namun harus diperhitungkan dengan baik dan jangan menganggap mereka sebagai budak ataupun berprinsip pengusaha lebih baik daripada karyawan. Ingat tidak ada seorang pengusaha yang sukses tanpa adanya karyawan yang sukses. Semua saling melengkapi dan saling membutuhkan, memanusiakan manusia dan bekerja sama adalah solusi terbaik untuk pengelolaan SDM. Kemudian untuk manajemen kualitas produk, justru ini harus menjadi fokus utama setelah pemasaran. Kebanyakan pebisnis pemula menggebu-gebu di pemasaran, tapi lupa akan kualitas produk. Padahal ini bisa menjadi bahaya, bayangkan saja ketika market sudah tau produk kita namun taunya kualitas produk jelek? Sama saja membuka borok atau aib bisnis sendiri.

    Salah Membaca Peluang

    Salah membaca peluang sangat beda tipis dengan pengusaha inovatif. Pengusaha inovatif biasanya unik dan baru. Salah membaca peluang pun demikian, biasanya aneh unik dan baru. Namun perbedaanya terletak pada diterimanya produk atau jasa kita oleh market sesuai segemen yang ditentukan. Kunci dari mengatasi hal ini adalah konsisten dalam memperjuangkan ide baru sesuai yang diharapkan dan segera beradaptasi jika sekiranya ide tersebut benar-benar salah atau tidak diterima oleh pasar. Contoh : Gojek, dulu dia terdengar asing dan bahkan ditentang banyak orang sampai terjadi kekerasan. Tapi karena data menunjukan bahwa pasar memang butuh produk itu maka diperjuangkanlah hingga sekarang menjadi besar. Contoh lain, misal karena suka keju kita membuat usaha nasi goreng keju. Awalnya memang terdengar asing, dan diperjuangkan semaksimal mungkin dengan berbagai macam iklan dan publikasi. Namun faktanya pasar tidak menerimanya atau kalah dengan kuliner lain. Padahal logikanya nasi itu makanan pokok sehari-hari orang Indonesia yang harganya sangat sensitif. Tentu akan rancu jika disandingkan dengan keju, kecuali dengan packaging dan segemen terntu meskipun itu masih diragukan.

    Bermental Cengeng

    Ciri khas dari pebisnis pemula adalah menggebu-gebu dan sejuta teori dan khayalan. Hal itu sebenarnya tidak salah jika dilakukan secara konsisten. Namun faktanya kegagalan pebisnis pemula biasanya dia langsung mundur ketika gagal dalam melewati fase kegagalannya. Padahal untuk menciptakan penemuan listrik tidak takut kesetrum/tersengat listrik. Bayangkan saja jika dulu Thomas Alva Edison dan Michael Faraday takut listrik. Mungkin kita sekarang belum tentu bisa ngecas barang-barang elektronik. Sama halnya dengan pengusaha, listrik dapat diibaratkan sebagai kegagalan. Kalo takut maka tidak akan tercipta namanya menjadi pengusaha. 


    Pemalas

    Faktor ini lebih mendalam contohnya seperti menunda-nunda pekerjaan. Mengabaikan kesempatan yang ada. Merasa dirinya sudah memiliki banyak kelebihan sehingga enggan untuk melakukan hal baru maupun belajar dengan hal baru. Solusi akan hal ini adalah membiasakan disiplin dengan hal-hal kecil yang ada disekitar kita dan pada kehidupan sehari-hari. Contoh bangun tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya. Orang disiplin biasanya meskipun tidak ada tempat sampah, dia akan menyimpan disaku atau di tas sampah tersebut dan membuangnya pada tempat sampah ditempat lain ketikda dia menemuinya. Kebiasaan hal kecil ini secara perlahan dapat menghilangkan sifat pemalas.

    Demikian 5 Faktor Utama Kegagalan Pelaku Bisnis Pemula semoga bermanfaat dan Jangan Lupa bagikan kepada orang disekitar Anda jika ini bermanfaat. Terima Kasih

    Oleh : Zaenal Mustopa S.E