• Contact us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Langganan Artikel Gratis
  • 4 SIFAT PEMIMPIN BISNIS KEKINIAN YANG PERLU KITA CONTOH !


    Zaenal Book : Pengusaha Sukses Dunia
    Zaenal Book : Pengusaha Sukses Dunia


    Perkembangan atau perubahan zaman tentu tidak dapat kita tolak. Konsekuensi atas perubahan tersebut hanya ada 2, ikut maka menang dan diam maka kalah. Dunia bisnis pun demikian, perubahan sangat cepat dan tak terelakan. Bahkan kalo mau kita belajar dari runtuhnya perusahan ponsel raksasa dunia yaitu Nokia yang ditumbangkan oleh datangnya smartphone. Salah satu kalimat terakhir yang terucap dari CEO, petingi-petinggi perusahaan tersebut yang memang benar dibenarkan adalah "Kami tidak melakukan sesuatu kesalahan, tapi saya tidak tahu mengapa kami kalah".
     
    Lalu, bersama-sama dengan puluhan eksekutif Nokia-nya tidak tahan menitikan air mata.
    Pelajaran berharga dari salah satu contoh diatas adalah bahwasannya meskipun kita tidak melakukan kesalahan dalam berbisnis, bekerja maupun kehidupan sehari-hari. Tapi coba lihat dan perluas sudut pandangmu akan perubahan yang ada. Jangan jijik dan benci terhadap perubahan, tidak ada pertumbuhan apapun di dunia ini tanpa adanya sebuah perubahan.

    "Orang selalu takut berubah. Orang takut listrik saat ditemukan, bukan? " kata mutiara dari bill gates yang membingungkan. Tapi coba bayangkan jika dulu penemu listrik takut kesetrum. Tentu sampai saat ini kamu tidak akan bisa tuh yang namanya ngcas Handphone, nonton tv dsb.
    Berdasarkan hal tersebut sudah sepantasnya kita mulai berbenah dan menatap kedepan untuk sebuah perbaikan dimasa mendatang. Seperti ditulis pada artikel sebelumnya tentang Mental Kepemimpinan Kekinian, kali ini dilanjut dengan sifat atau kebiasaan pemimpin kekinian terutama dalam menghadapi sebuah masalah atau perubahan yang wajib kita ketahui dan kita terapkan dalam berbisnis ataupun bekerja. Adapun sifat tersebut antara lain :


    Merendahkan orang lain tidak akan membuat diri kita menjadi lebih tinggi atas orang yang kita rendahkan. Perlu diingat dan ditanamkan dalam mindset kita bahwasannya Orang yang jabatannya lebih rendah dari kita, bukan berarti rendah pula kemampuannya. Pemimpin yang menang selalu siap untuk belajar bahkan dari bawahannya sekalipun. Misalnya dalam sebuah usaha garment, kita bertindak sebagai pemilik atau CEO. Kita mungkin sama sekali tidak mengetahui dan tidak ada kemampuan dalam bidang busana. Kita hanya memiliki kemampuan manajamen sumber daya dan penilaian atas kualitas produk. Dari perihal masalah jahit atau busana mau tidak mau kita harus rela belajar dari bawahan kita, jangan mengedapankan ego jika memang ingin bisa. Tidak Ada yang abadi didunia ini selain kita mau belajar dan itulah keharusan seorang pemimpin.

    Memperluas Persepktif

    Kita sering menyangka bahwa apa yang kita rasakan adalah hal yang sebenarnya. Padahal kita hanya merasakan sebagian kecil dari keseluruhan peristiwa yang ada. Perasaan tersebut berkembang sehingga munculah yang dinamakan asumsi pribadi. Asumsi yang keluar dari pemikiran kita, jika tetap dipertahankan didalam sebuah komuni baru, lingkungan kerja baru, akan berakibat fatal. Sebab kita meyakini betul dan lebih parahnya memaksakan asumsi kita sebagai sebuah kebenaran yang harus diterapkan di lingkungan baru tersebut. Pada akhirnya suatu lingkungan atau komuni yang baru tersebut akan bergesekan dengan pemikiran kita dan lebih paranya terjadi disintegrasi atau perpecahan.

    Menanggulangi hal tersebut Persepektif luas akan membuat kita mampu dengan mudah menyesuaikan diri dengan orang-orang baru, kondisi baru dan tantangan baru. Kita juga mampu menerima persepektif orang lain. Selain itu wawasan, pengetahuan dan pengalaman pun akan lebih cepat bertambah. Bahkan yang lebih penting lagi adalah relasi atau jaringan silaturahmi akan bertambah banyak.
    Menimbang dan Menakar Masalah

    Tidak ada satupun di Dunia ini pemimpin yang tidak pernah mengambil keputusan. Disadari atau tidak setiap keputusan pasti akan berdampak pada hasil atau perubahan. Hasil atau perubahan tersebut tentung bergantung pada kebijakan yang dijalankan. Kemudian perlu diketahui, hal pasti bahwa kebijakan pasti berdampingan dengan risiko. Risiko adalah ujian pasti didalam mencapai sebuah tujuan.  Jiwa pemimpin besar akan selalu mengelola risiko dengan baik, bukan mencari aman dengan menghindari risiko.

    Permasalahan akan membuat orang dibedakan menjadi 2 jenis, Pertama adalah orang yang mempunyai masalah besar. Kedua adalah orang yang membuat masalah menjadi besar. Contoh logika orang yang mempunyai masalah besar ketika dihadapkan dengan hujan padahal seharunya dia datang ke kantor. Maka yang ada dipikirannya adalah mencari solusi atas keadaan, yaitu dengan tetap berangkat ke kantor dengan membungkus pakaian kerja, tas dan perlengkapan lainnya. Sementara itu, tipe orang kedua yaitu orang yang membuat masalah menjadi besar maka dia akan menunda datang kekantor karena takut kehujanan sehingga ia akan kehilangan peluang yang seharusnya dia kerjakan.
    Cara akan hujan dengan fikiran positif akan membuat kita merasakan suasana yang berbeda dan justru lebih menikmati serta semangat. Keputusan adalah langkah awal menuju kesuksesan. Kesuksesan lahir dari pikiran positif, terbuka, dan bijak.

    Keterbukaan Pikiran

    Dasar sifat ini adalah demi sebuah solusi. Tidak ada didunia manusia yang sempurna, kelebihan dan kekurangan akan selalu mengikuti pada diri manusia. Sebuah solusi akan pincang apabila diambil hanya dari satu sudut pandang. Apalagi sudut pandang pribadi dengan dasar subjektif. Keseimbangan sebuah sudut pandang tidak lahir dengan sendirinya, melainkan dibutuhkan tambahan pemikiran dan pendapat orang lain. Setiap pemimpin apalagi dalam bisnis tentu akan mengendalikan sebuah masalah. Agar terhindar dari konflik dan perpecahan maka diperlukan keterbukaan pikiran dari seorang pemimpin untuk mengambil sebuah tindakan kebijakan.

    Demikian artikel tentang sifat pemimpin kekinian dalam bisnis. Semoga bermanfaat dan jangan lupa share untuk menambah pengetahuan dan motivasi.