Zaenal Book : Pengusaha Sukses Dunia |
Perkembangan
atau perubahan zaman tentu tidak dapat kita tolak. Konsekuensi atas perubahan
tersebut hanya ada 2, ikut maka menang dan diam maka kalah. Dunia bisnis pun
demikian, perubahan sangat cepat dan tak terelakan. Bahkan kalo mau kita
belajar dari runtuhnya perusahan ponsel raksasa dunia yaitu Nokia yang
ditumbangkan oleh datangnya smartphone. Salah satu kalimat terakhir yang
terucap dari CEO, petingi-petinggi perusahaan tersebut yang memang benar
dibenarkan adalah "Kami tidak
melakukan sesuatu kesalahan, tapi saya tidak tahu mengapa kami kalah".
Lalu, bersama-sama dengan puluhan eksekutif Nokia-nya tidak tahan menitikan air
mata.
Pelajaran
berharga dari salah satu contoh diatas adalah bahwasannya meskipun kita tidak
melakukan kesalahan dalam berbisnis, bekerja maupun kehidupan sehari-hari. Tapi
coba lihat dan perluas sudut pandangmu akan perubahan yang ada. Jangan jijik
dan benci terhadap perubahan, tidak ada pertumbuhan apapun di dunia ini tanpa
adanya sebuah perubahan.
"Orang selalu
takut berubah. Orang takut listrik saat ditemukan, bukan? " kata mutiara dari bill gates
yang membingungkan. Tapi coba bayangkan jika dulu penemu listrik takut
kesetrum. Tentu sampai saat ini kamu tidak akan bisa tuh yang namanya ngcas Handphone, nonton tv dsb.
Berdasarkan
hal tersebut sudah sepantasnya kita mulai berbenah dan menatap kedepan untuk
sebuah perbaikan dimasa mendatang. Seperti ditulis pada artikel sebelumnya
tentang Mental Kepemimpinan Kekinian, kali ini dilanjut dengan sifat atau
kebiasaan pemimpin kekinian terutama dalam menghadapi sebuah masalah atau
perubahan yang wajib kita ketahui dan kita terapkan dalam berbisnis ataupun
bekerja. Adapun sifat tersebut antara lain :
Merendahkan
orang lain tidak akan membuat diri kita menjadi lebih tinggi atas orang yang
kita rendahkan. Perlu diingat dan ditanamkan dalam mindset kita bahwasannya Orang yang jabatannya lebih rendah dari
kita, bukan berarti rendah pula kemampuannya. Pemimpin yang menang selalu
siap untuk belajar bahkan dari bawahannya sekalipun. Misalnya dalam sebuah
usaha garment, kita bertindak sebagai pemilik atau CEO. Kita mungkin sama
sekali tidak mengetahui dan tidak ada kemampuan dalam bidang busana. Kita hanya
memiliki kemampuan manajamen sumber daya dan penilaian atas kualitas produk.
Dari perihal masalah jahit atau busana mau tidak mau kita harus rela belajar
dari bawahan kita, jangan mengedapankan ego jika memang ingin bisa. Tidak Ada
yang abadi didunia ini selain kita mau belajar dan itulah keharusan seorang
pemimpin.
Memperluas
Persepktif
Kita
sering menyangka bahwa apa yang kita rasakan adalah hal yang sebenarnya. Padahal kita hanya merasakan sebagian kecil
dari keseluruhan peristiwa yang ada. Perasaan tersebut berkembang sehingga
munculah yang dinamakan asumsi pribadi. Asumsi
yang keluar dari pemikiran kita, jika tetap dipertahankan didalam sebuah komuni
baru, lingkungan kerja baru, akan berakibat fatal. Sebab kita meyakini betul
dan lebih parahnya memaksakan asumsi kita sebagai sebuah kebenaran yang harus
diterapkan di lingkungan baru tersebut. Pada akhirnya suatu lingkungan atau
komuni yang baru tersebut akan bergesekan dengan pemikiran kita dan lebih
paranya terjadi disintegrasi atau perpecahan.
Menanggulangi
hal tersebut Persepektif luas akan membuat kita mampu dengan mudah menyesuaikan
diri dengan orang-orang baru, kondisi baru dan tantangan baru. Kita juga mampu
menerima persepektif orang lain. Selain itu wawasan, pengetahuan dan pengalaman
pun akan lebih cepat bertambah. Bahkan yang lebih penting lagi adalah relasi
atau jaringan silaturahmi akan bertambah banyak.
Menimbang dan
Menakar Masalah
Tidak
ada satupun di Dunia ini pemimpin yang tidak pernah mengambil keputusan.
Disadari atau tidak setiap keputusan pasti akan berdampak pada hasil atau
perubahan. Hasil atau perubahan tersebut tentung bergantung pada kebijakan yang
dijalankan. Kemudian perlu diketahui, hal pasti bahwa kebijakan pasti
berdampingan dengan risiko. Risiko adalah ujian pasti didalam mencapai sebuah
tujuan. Jiwa pemimpin besar akan selalu
mengelola risiko dengan baik, bukan mencari aman dengan menghindari risiko.
Permasalahan
akan membuat orang dibedakan menjadi 2 jenis, Pertama adalah orang yang mempunyai masalah besar. Kedua adalah orang yang membuat masalah
menjadi besar. Contoh logika orang yang mempunyai masalah besar ketika
dihadapkan dengan hujan padahal seharunya dia datang ke kantor. Maka yang ada
dipikirannya adalah mencari solusi atas keadaan, yaitu dengan tetap berangkat
ke kantor dengan membungkus pakaian kerja, tas dan perlengkapan lainnya.
Sementara itu, tipe orang kedua yaitu
orang yang membuat masalah menjadi besar maka dia akan menunda datang kekantor
karena takut kehujanan sehingga ia akan kehilangan peluang yang seharusnya dia
kerjakan.
Cara
akan hujan dengan fikiran positif akan membuat kita merasakan suasana yang
berbeda dan justru lebih menikmati serta semangat. Keputusan adalah langkah
awal menuju kesuksesan. Kesuksesan lahir dari pikiran positif, terbuka, dan
bijak.
Keterbukaan Pikiran
Dasar
sifat ini adalah demi sebuah solusi. Tidak ada didunia manusia yang sempurna,
kelebihan dan kekurangan akan selalu mengikuti pada diri manusia. Sebuah solusi
akan pincang apabila diambil hanya
dari satu sudut pandang. Apalagi sudut pandang pribadi dengan dasar subjektif.
Keseimbangan sebuah sudut pandang tidak lahir dengan sendirinya, melainkan
dibutuhkan tambahan pemikiran dan pendapat orang lain. Setiap pemimpin apalagi
dalam bisnis tentu akan mengendalikan sebuah masalah. Agar terhindar dari
konflik dan perpecahan maka diperlukan keterbukaan pikiran dari seorang
pemimpin untuk mengambil sebuah tindakan kebijakan.
Demikian artikel tentang sifat pemimpin kekinian dalam bisnis. Semoga bermanfaat dan jangan lupa share untuk menambah pengetahuan dan motivasi.
Oleh : Zaenal Mustopa S.E