Kalo ditanya mau kamu, temen kamu, orang tuamu, saudaramu
pasti pengen kaya. Bahkan berlomba-lomba menjadi kaya, ada yang bilang kaya itu
ga jamin kebahagiaan. Mimin jawab “oke, memang betul perrnyataan tersebut tapi
perlu diingat dengan kaya kamu juga bisa membeli apa yang kamu suka😊”.
Bisa juga bantu orang lain, bantu saudara, bantu temen dll.
Tapi pernah ga sih kamu denger kalimat “Aku pengen jadi kaya
tapi dengan cara duit dan asetku yang bekerja”. Jadi simpelnya ga perlu kerja
keras-keras cukup kerja cerdas. Nah biasanya polanya pasti mengincar profesi
menjadi Investor full. Kalo yang lebih bego lagi ya kaya kasus yang viral-viral
kemarin. Yang Penipuan berbasis trading itu, pake akun robot dan lain
sebagainya yang menjanjikan laba besar dalam waktu singkat.
Hadeh, hidup masalahnya ga sesimple itu kawan. Sudah betul
memang orientasi kerja cerdas bukan keras, tapi perlu diingat buat sampai menjadi
kerja cerdas itu dibutuhkan kerja keras.
Banyak akun ataupun media yang mengingatkan kita untuk
investasi guna masa tua nanti. Nah tentu dong banyak yang sadar dan “ohya ya
buat jaga-jaga dimasa nanti”. Akan tetapi dari fenomena ini ada muncul masalah,
dimana kadang yang mohon maaf uang gaji yang masih relative kecil bahkan
dibawah UMR. Mereka maksain investasi beli saham dll, dan justru malah
kebutuhan dasar nya belum terpenuhi. Akibatnya fatal loh !
Contoh bahayanya kalo memaksakan seperti itu, tiba-tiba ada anggota
keluarga yang sakit dll dan membutuhkan dana. Tentu akan mengambil dana apapun
yang bisa menyelamatkan keluarga, efeknya mau portofolio rugi atau enggak
akhirnya tetap ditarik.
Nah hal ini justru tentu salah kaprah, dimana harusnya
untung malah bunting bahkan ada yang selanjutnya menyalahkan sahamnya atau orang
yang diikuti beli saham tersebut. “Ga naik-naiklah, malah rugilah, udah maksain
nabung malah bunting dan ungkapan lainnnya”.
Lantas Bagaimana Mengatasi Hal tersebut?
Pertama mimin mau menyarankan coba duduk dulu relax dulu jangan
kepancing khayalan tinggi atau panas lihat pencapaian orang lain. Ingat setiap
orang punya zona sukses masing-masing.
Selanjutnya setelah fikiranmu damai, coba lakukan ini untuk mengatasi hal diatas
Tahap 1 Fokus dengan pengahasilanmu sekarang atau
pekerjaanmu sekarang.
Tahap 2 Lakukan penghematan yang wajar, cara
simpelnya jangan beli hal yang memang kebutuhan. Ekstremenya kalo ga bisa
bedain mana kebutuhan mana keinginan. Contoh cara membedakan antara dana
kebutuhan dan Keinginan ;“makan”. Makan
bila dilihat dari sisi kebutuhan maka kamu akan membeli makanan wajar murah
yang penting gizi terpenuhi. Sedangkan keinginan kamu akan membeli makanan
dengan brand-brand terkenal hanya karena kamu pengen update sosial media atau
dilihat orang lain dan sedikit melupakan esensi pemenuhan makanan sebenarnya.
Tahap 3 Nabung sebanyak mungkin, simpen bukan buat
apa-apa melainkan buat dana darurat. Idealnya menentukan jumlah dana darurat
adalah 6x – 7x pengeluaran rutin bulanan kamu.
Tahap 4 Cari pemasukan lain sebanyak mungkin. Sumbernya
bermacam-macam, mulai dari jadi freelancer, ngonten, jualan makanan, Jastip,
buka frenchise dan lain sebagainya yang intinya diluar operasional rutin harian
kamu.
“Ingat banyak orang gagal punya banyak duit dikarenakan
mereka langsung loncat investasi dan mengabaikan kebutuhan dasar’”
Sedikit mimin berbagi pengalaman pribadi ya,
Waktu itu baru nikah belum lama sekitar 1tahun, dan
kebetulan dapat bonus tahunan dari pekerjaan. Nah simpelnya ya ditabung dong, saya
masukin ke saham. Padahal waktu itu sadar betul masih ada utang setoran bank.
(maklum masih jadi kaum KUR Bank hehe). Nah waktu itu sekitar tahun 2019, istri
hamil lalu resign dan alhasil pendapatan hanya bertumpu ke saya. Nah
berjalannya waktu kebutuhan naik, alhasil gaji pun habis Cuma buat keperluan
sehari-hari kirim ke orang tua bahkan kadang ambil tabungan tadi simpelnya
pengeluaran tiap bulan lebih besar dari pemasukan.
Waktu itu sebenrnya sudah sadar, kalo kami tidak punya dana
darurat. Namanya pasangan muda, kadang doyan jajan, maen dll. Seiring berjalannya
usia kandungan, tiba-tiba diuji dengan adanya masalah dikandungan anak pertama
kami. Waktu itu masih 5-10 hari lagi baru gajian, akhirnya panik. Karena punya
nya duit yang disaham diawal tadi, setelah diskusi dengan istri dari pada utang
dah jual aja sahamnya. Padahal waktu itu, sahamnya lagi merah. Akhirnya cutlos
sekitar 10-18%.
Dalam hati, duh niatnya nyari cuan dari saham malah boncos
alias kebalikannya. Dan itu benar menjadi pelajaran berharga sampai saat ini,
dimana kalimat “jangan menyatukan dana investasi dengan dana keperluan dapur
atau dana darurat”. Ada tahapannya, kalo pun mau langsung investasi usahakan
jumlahnya jangan terlalu besar % porsi dari total pendapatanmu.
Pelajaran berharganya adalah terkadang angan-angan atau
khayalan atau cita-cita kita itu harus dibreakdown di atur sedemikian rupa
dalam mencapaianya dan bertahap. Seperti gambar diatas,
Nah kira-kira kamu pernah punya pengalaman sama ga tentang
investasi? Kalo ada share dikolom komentar ya buat berbagi ilmu pengalaman ke
yang lain, biar ga pada ngalamin nasib yang sama.
Oleh : Zaenal Mustopa S.E