Pada tulisan kali ini saya akan
berbagi lebih kepada hasil pengalaman dalam pekerjaan. Bermula dari menjadi MT (Management Trainee) di perusahaan Consumer Goods, dimana dalam kurun waktu
tertentu dibekali semacam kuliah meski Cuma 1bln dalam memahami pola bisnis Consumer Goods. Salah satu pelajaran
berharga yang didapat adalah pemahaman tentang Konsep Pareto.
Konsep ini bukan cuma teori dalam
menjalankan bisnis, tapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Apalagi jika kamu baru saja berpindah ketempat baru, organisasi baru atau pun
lingkunga baru. Intinya simak dan baca secara menyeluruh artikel ini, karena
dibagian akhir akan ada contoh riil yang sudah saya alami.
Konsep Pareto
Konsep Pareto atau prinisp pareto ini sering disebut juga aturan
80% 20%. Apasih maksudnya?
Artinya bahwa prinsip ini
menjelaskan dalam banyaknya peristiwa maka 80% efek tersebut terjadi karena
disebabkan oleh 20% penyebabnya. Dulu prinsip ini awal mulanya dipopulerkan
oleh Joseph Moses Juran. Adapun nama pareto ini diambil dari seorang ekonom dari Italia
yang bernama Vilfredo Pareto. Bahwasannya Vilfredo Pareto dulu menemukan sebuah
fakta bahwa 80% tanah di Negaranya ternyata adalah milik dari 20% jumlah
populasi manusia di Italia. Penelitan terkenalnya berjudul “Cours d’economie
politique”.
Lalu apa sih menariknya belajar
konsep ini?
Bagi kalian yang berkarir di
dunia penjualan, atau yang pernah belajar tentang data nielsen. Tentunya sering
mendengar istilah Pareto, dimana fakta datanya adalah kamu dapat menguasai 80%
penghasilan total bisnismu hanya dengan memegang 20% konsumenmu yang memiliki
omset 80% dari total omset bisnismu tersebut.
Contohnya :
Misal kamu bisnis jualan minuman
botol yang memiliki omset 100jt dalam 1 bulan. Adapun jumlah konsumen toko yang
tercatat di data pelanggan bisnismu sebanyak 100 toko. Maka 20% dari total
konsumenmu adalah penyumbang omset 80%mu. Secara naluri, sebaiknya kamu membuat
ranking pengambilan konsumen-konsumenmu agar kamu tau siapa sebenarnya 1-20
toko terbesarnya. Maka selanjutnya setelah mengetahuinya, tugasmu adalah
memastikan dan menjaga 20% toko tersebut tetap terlayani dengan baik dan supply
barangnya pun tetap lancar demi penjualan konsumenmu tetap terjaga.
Begitupun dalam kehidupan
sehari-hari, peristiwa yang terjadi disekeliling kita sebagian besar pun
berpola sama. Contoh kecilnya misalkan kamu baru saja berpindah tempat tinggal,
dari Kota A ke Kota B. Anggap saja kamu kebetulan tinggal dalam 1 kelurahan/perumahan,
maka dari seluruh warga yang ada di kelurahan/perumahan tersebut, pasti ada 20%
orang yang paling berpengaruh. Jika kamu ingin lebih mudah beradaptasi maka
kamu harus mampu mengetahui siapa leader atau 20% ini.
Waktu itu saya baru saja dapat
tugas kerja disuatu kota di Jawa Tengah, dimana itu adalah pertama kalinya
datang bahkan untuk waktu yang lama di kota tersebut. Budaya, suasana, karakter
orang tentu berbeda dari yang biasanya ditemui. Mungkin bisa saja cari aman simple,
dengan ngekos lalu hidup seperti karyawan perantauan pada umumnya dimana cyrcle
kehidupannya ya bangun pagi-kerja-pulang-tidur-weekend maen yang tentunya
mungkin orang-orangnya yang itu-itu saja.
Malam hari waktu diam termenung
tiba-tiba inget dulu pernah belajar Pareto. Iseng membuktikan, saya cari tau
dari rekan-rekan kerja yang asli orang kota tersebut. Kemudian memutuskan
berpindah kos ke daerah perkampungan dikota yang justru tidak terlalu jauh
dengan rekan kerja yang menurut saya dia adalah orang berpengaruh dilingkungan
rumahnya.
Bermodal kenal dikantor, saya
mulai dikenalkan dengan orang-orang didaerah tersebut. Diajak maen kalo malam,
bahkan lebihnya lagi sampai kumpulan RT. Secara tidak disadari waktu berjalan,
bahkan saya dianggap seperti warga daerah tersebut. Padahal saya hanya anak
kos, tapi perlakuan warga berbeda dengan penghuni kos lainnya. Semua itu salah
satunya didapat karena mampu dekat dan berhubungan baik dengan orang-orang
berpengaruh diwilayah tersebut. Hingga kini, saya pun masih seperti keluarga
dengan orang-orang disana. Meski secara fisik sudah dipindah tugas dikota lain.
Tapi naluri dan kekerabatan tadi tetap terjaga.
Hal tersebut benar-benar
menguatkan dan meyakinkan bahwa ternyata, konsep pareto ini tidak hanya
diterapkan dalam berbisnis. Melainkan dalam kehidupans sehari-hari.
Kamu tidak percaya? Coba saja
buktikan teori ini.
Oleh : Zaenal Mustopa S.E