CARA MEMBANGUN PORTOFOLIO SAHAM YANG BAGUS
Berbagi pengalaman pribadi dan
beberapa rekan yang sama-sama berinvestasi saham atau nabung saham. Bagi investor
pemula atau yang masih amatiran seperti saya, awal menentukan mau membeli saham
apa saja tentu menjadi keputusan sulit. Apakah mau tak banyakin yang bluechip
atau mau tak banyakin yang konstruksi?
Pikiran dilema dan bingung sempat
dirasakan. Sehingga ketika mencoba membaca beberapa literasi pengelolaan
portofolio saham yang baik seperti apa. Komposisinya dari setiap sektor seperti
apa. Sebenarnya tidak ada kebenaran yang baku dalam hal ini, intinya kalo
portofolio kamu dijumlah untung ya sudah berarti oke-oke aja, tidak ada
masalah.
Akan tetapi melihat dan belajar
dari kejadian Pandemi Covid-19 yang benar-benar merubah peta arah investasi. Memaksa
harus membuat planing baru bahkan saya sendiri sempat cut loss lumayan banyak,
karena minusnya terlalu dalam. Selain itu yang terpenting ya sektor tersebut
merupakan salah satu yang paling parah terdampak Covid-19.
Berdasarkan pengalaman diatas
maka memang perlu ada perencanaan mengenai komposisi portofolio dari sektor
mana saja. Apakah itu dari sektor consumer
goods, konstruksi, tambang, pertanian dll. Seperti teori beberapa pakar dan
ilmuwan dibidang finance bahwa kita
dilarang menyimpan telur dalam 1 keranjang. Sebab jika pecah atau jatuh
keranjangnya maka akan pecah semua telur. Telur tersebut merupakan perumpamaan
dana yang kita investasikan. Keranjang ibarat instrumen yang kita pilih,
artinya lebih baik dan lebih aman jika memilih tidak hanya dalam 1 instrumen.
Sebab jika rugi, maka diharapkan dari instrumen atau saham lain bisa untung dan
menutup atau meminimalisir kerugian tersebut.
Berikut mimin mau share pendapat
dari beberapa pakar dan berdasar pengalaman pribadi tentang cara membangun
portofolio saham yang ideal atau relatif aman atas beberapa kemungkinan.
1. Jumlah Saham Yang Cukup
Berdasar pendapat beberapa
praktisi dan beberapa literasi buku idealnya jumlah saham dalam 1 portofolio
adalah 8-15 saham. Kenapa hal ini dibatasi, tujuan utamanya adalah agar kita
jauh lebih fokus dan mengamati setiap pergerakan naik atau turun serta lebih
mudah dalam mengelolanya.
2. Sektor Yang Variatif
Teknik ini sangat penting !
Kenapa? Bayangkan saja jika kamu mengamati kejadian dimasa pandemi ini. Betapa
anjlok dan terpukulnya sektor konstruksi dan industri pariwisata. Namun disisi
lain ada salah satu Sektor yang diuntungkan atas adanya Pandemi Covid-19.
Apakah sektor itu? Jelasnya adalah saham dibidang kesehatan, pertanian, dll.
Contohnya Saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Tunas Baru Lampung (TBLA),
saham Kimia Farma, Sidomuncul dan lain sebagainya. Artinya bahwa dalam setiap
adanya moment atau kondisi yang merugikan maka tentu akan ada sisi lain yang
menguntungkan. Dan kewajiban kita adalah menyeimbangkan hal tersebut agar tidak
menimbulkan kerugian.
3. Usahakan 1 atau 2 Saham di Sektor konsumsi / Consumer goods.
Perlu diketahui bahwa saham
disektor ini adalah saham yang paling tahan banting saat kondisi krisi ataupun
pandemi. Sebab pasti akan dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia.
Demikian tulisan mengenai
bagaimana mengelola portofolio saham yang ideal atau pun relatif aman. Silahkan
share jika bermanfaat. Perlu digarisbawahi bahwa metode diatas adalah berdasar
pengalaman pribadi dan share dari
beberapa pakar yang saya ikuti melalui media sosial maupun buku. Segala sesuatu
risiko tentu dipengaruhi atas beberapa kemungkinan. Sehingga keputusan memilih
saham tentu sangat diperlukan cara-cara yang lebih hati-hati.
Oleh : Zaenal Mustopa S.E
Note : Disclaimer on