• Contact us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Langganan Artikel Gratis
  • MENYENTUH, TENTANG OMNIBUS LAW !

     OMNIBUS LAW

    Gus Nas : Kiri


    Memandang masa depan Indonesia Raya
    Aku melihat noktah kelam dan kabut kelabu berpeluk mesra di depan mata

    Cakrawala dikepung badai
    Indonesia Raya terpajang di ruang gadai

    Jutaan buruh bertanya tanpa suara
    Benarkah negeri ini telah gagal moral
    Dan berkeping-keping kedaulatannya

    Dalam hening pertapaanku
    Aku mendengar deru nestapa
    Suara-suara kaum cendekia yang diabaikan
    Dan tak dianggap ada
    Suara-suara kaum jelata yang bercampur lapar
    Merajalela

    Aku merasakan jejak prahara
    Berbaris dengan bau amis
    Dimana-mana
    Pada undang-undang yang menendang-nendang ulu hati
    Pada pasal-pasal yang membuahkan kesal
    Jutaan saudaraku

    Angin berkesiur di seantero negeriku
    Suara-suara cemas mengganas
    Berhamburan pada remuk ratapku

    Omnibus Law seperti kereta hantu
    Gerbong-gerbong imperialisme yang mewah bergaya baru
    Kian gencar melaju

    Karpet merah untuk cukong kakap dibentangkan
    Tsunami investasi yang akan menghempaskan kedaulatan rakyat
    Dan merampas lahan subur-makmur pada hijau bumiku
    Sudah datang di depan pintu

    Petani-petani di negeri ini akan menatap sunyi
    Pada bulir-bulir padi di haribaan sepi
    Menatap hampa dan tanpa cinta
    Sebab para pemodal besar akan datang menggunting pita
    Dan menancapkan traktornya di lahan mereka

    Inikah zaman kelam bertajuk kalabendu itu?
    Ketika investasi mengalahkan alam lestari
    Manakala harmoni dan akal budi disingkirkan atas nama utang luar negeri?

    Undang-Undang Cipta Kerja untuk siapa?
    Apakah untuk menghormati para pemilik buldozer?
    Ataukah untuk kedermawanan palsu?

    Omnibus Law bergerak menuju rimba
    Menjadikan dunia pendidikan tanpa palang-pintu
    Pendidikan di kerangkeng dalam keranjang pasar bebas
    Pendidikan telah dirampas dengan koin emas
    Lalu kemana anak-cucu akan berguru?


    Oleh : Gus Nas - Jogja

    Pengasuh Pondok Pesan Trend Ilmu Giri