ZaenalBook : Alasan Penggunaan perhitungan Free Float |
Alasan Jelas penggunaan
perhitungan free float oleh BEI dalam
menghitung indeks. Mengapa ini perlu dibahas? Beberapa hari yang lalu BEI memberlakukan sistem perhitungan baru
atau yang sering disebut dengan Free
Float. Apa itu? Ko bisa samapi menggoyahkan saham-saham raksasa di
Indonesia? Dan Kenapa ko dirubah?
Menurut kamus bisnis.com arti Free
float adalah saham perusahaan publik yang likuid karena dipegang oleh
investor portofolio yang cenderung bersedia untuk memperdagangkan. Free Float pada dasarnya adalah metode baru untuk menghitung indeks yang
sudah ada sekarang ini dengan menambahkan indikator rasio free float. Ini berarti emiten yang memiliki jumlah free float lebih besar akan memiliki
bobot yang jelas lebih tinggi dibandingkan emiten lainnya. Metode ini
sebenarnya penting dengan mempertimbangkan beberapa alasan. Berikut penjelasan
mengapa perlu melakukan perubahan perhitungan indeks :
Pertama: Penghitungan Indeks dengan menggunakan metode ‘Free float adjusted weighted’, itu sudah
dilakukan oleh semua orang, oleh hampir semua indeks utama di dunia ini.
Sebut saja : FTSE (2000), MSCI (2001), S&P(2005),
SGX, SET, KLCI, Tadawul .semua sudah menggunakan Free Float Adjusted
Index. Kalau kita sendiri yang tidak
pake, maka investor global akan melihat indeks kita sebagai resiko. Kalau indeks kita adalah resiko, mereka
menahan diri untuk tidak masuk.
Kedua : Kalau ternyata penghitungan Free Float Adjusted Indeks
tersebut hanya dilakukan pada LQ-45 dan IDX30, tapi tidak pada IHSG… ada resiko
yang lain. Resiko ini adalah: resiko
dari fund yang dikelola dengan
menggunakan LQ-45 dan IDX30, bakal ‘underperform’
jika dibandingkan fund lain yang dikelola dengan menggunakan IHSG sebagai
benchmark. Kok bisa? jelas iya.. Kalau
IHSG masih tetap dengan cara penghitungan lama, berarti IHSG masih bisa
‘diatur’ .. sedangkan LQ-45 dan IDX30 tidak.
Kalau sudah begini.. orang juga bakal takut masuk ke market kita.
Mengapa? Ya itu tadi: Investor
asing itu.. takut sama resiko ‘pengaturan skor’ dengan menggunakan IHSG padahal
mereka menggunakan IDX30, LQ45, atau bahkan MSCI Index. Investor reksadana juga mungkin akan
memindahkan investasi dari reksadana yang ber-benchmark IDX30 dan LQ45 ke reksadana yang ber-benchmark IHSG. Kalau
seperti itu.. bagaimana coba?
Jadi.. penghitungan indeks dengan
menggunakan ‘Free Float Adjusted Weighted
Index’ ini .. memang adalah perkembangan jaman. Mau gak mau.. kita harus menerima. Masa kita masih terus menggunakan Nokia
Pisang ketika semua orang sudah menggunakan HP Android terbaru?
Oleh : Zaenal Mustopa S.E