SPIRITUAL COMPANY
Edisi 1
Berbicara tentang sprititual tentu yang
terbayang dikebanyakan orang adalah beribadah seperti shalat, puasa, dzikir
dll. Kemudian ketika mendengar kata “Spiritual
Company” berarti ya membudayakan rajin ibadah, disiplin shalat, pengajian
dan lain sebagainya. Semua itu ada benarnya, namun pada kesempatan kali ini
saya akan mencoba menulis dari sudut pandang yang berbeda.
Sumber Gambar : muhkhudrimalik.wordpress.com |
Inspirasi menulis tentang Spiritual
Company ini saya peroleh dari pengalaman real
yang saya temui pada beberapa perusahaan di Yogyakarta. Saya tidak akan
menjelaskan pengertian “Apa itu Spiritual Company” namun cukup Anda saja yang
memahami dan menjalankan dengan banyak cara dan banyak bentuk namun beresensi
sama. Pada kesempatan edisi 1 tentang Spiritual Company ini saya akan
menjelaskan 2 nilai mendasar yang dapat ditanamkan dalam nilai dasar suatu
Perusahaan, Organisasi atau bahkan individu. Kedua nilai itu adalah Nilai Kejujuran dan Berbagi kepada kehidupan lain diluar
Perusahaan atau organisasi.
Pertama,
tentang nilai kejujuran, mengapa saya menyebut nilai kejujuran
lebih dulu dari pada berbagi? Kejujuran merupakan konsekuensi diri terhadap
seseorang dan berkaitan vertikal dengan Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai kejujuran merupakan fundamental utama dalam pergerakan roda perusahaan.
Sikap dan mental jujur dalam setiap bersikap, berperilaku, dan bertutur kata
harus ditumbuh kembangkan dalam lingkup organisasi pada semua level.
Perlakukanlah nilai kejujuran ini sebagai Nafas dalam berorganisasi atau bahkan
sebagai nafas para elemen dalam berbicara dan bertindak. Apabila seluruh elemen
sudah menyadari dan menjalan nilai ini, maka ketentraman mental dan perubahan
pola pikir sudah setahap terbentuk kearah unggul.
Kedua tentang konsep berbagi kepada
kehidupan lain khususnya disekitar perusahaan atau organisasi. Hal
mengindikasikan bahwa pentingnya membangun kesejahteraan tentu tidak hanya
didalam oganisasi atau perusahaan tersebut saja. Ingat peribahasa mengatakan “
Lebih baik tangan diatas dari pada tangan dibawah”. Terdengar sepele namun
sangat menentukan pergerakan kesehatan keuangan perusahaan atau organisasi.
Penerapan atau implementasi atas konsep kedua ini dapat dilakukan dengan banyak
teknik. Contoh, jika perusahaan berjenis manufaktur yang mengolah bahan mentah
menjadi bahan jadi tentu memiliki margin lebih besar menerapkan kebijakan 1%
dari total omset atau penjualan disalurkan untuk kebutuhan dana sosial atau
membantu kehidupan lain yang membutuhkan. Mengapa diambilkan dari penjualan ?
jawabannya adalah ketika diambilkan dari laba maka artinya itu sedekahnya
pemilik saja akan tetapi jika dari penjualan, artinya seluruh elemen yang
terlibat melakukan sedekah atau membantu kehidupan lain diluar dari internal
Perusahaan atau organisasi.
Demikian sedikit berbagi tulisan saya
mengenai Spiritual Company, semoga bermanfaat dan dapat dijadikan nilai atau
pedoman dasar pada perusahaan Anda. Apabila ada kritik atau saran silahkan
komen atau email di znlmstp@gmail.com
Jangan Lupa bagikan kepada rekan atau
kerabat Anda tentang tulisan ini. Terima Kasih