• Contact us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Langganan Artikel Gratis
  • Karya Indah untuk Moment Mudik

    MUDIK


    Jalan ini telah berpuluh kali kulewati
    Tapi hati selalu saja menapak sepi
    Menyeret terompah sunyi hingga ke ulu hati
    Menuju rumah sendiri



    Meninggalkan desa untuk mencari nama
    Kembali ke desa untuk menebar pesona
    Betapa renta degub di dada

    Sebab hidup hanya sebatas kata
    Antara panggung sandiwara dan lakon yang entah milik siapa
    Maka topeng ini jadi bermakna

    Hari ini aku kembali
    Entah sebagai tamu di rumah sendiri
    Atau tuan rumah yang dirundung sepi

    Pada kamar kusam yang telah setahun aku tinggalkan
    Lukisan di dinding itu semakin berdebu
    Menikam kelam hingga di kalbu

    Menatap cermin tua ini
    Aku melihat luka dan pilu pada wajah sendiri
    Seperti pemain sirkus yang telah kehilangan panggung
    Langkah kakiku makin terhuyung

    Apa sejatinya yang kucari di tanah rantau
    Sekerat dendeng ataukah sepotong roti
    Atau semacam harga diri yang tak terbeli?

    Mudik kali ini aku mencari sisa-sisa sepi pada masa laluku
    Detak jam di dinding
    Suara cicak di balik almari
    Juga kalender yang beku di tembok kusam itu

    Ada yang tak terbaca oleh mata
    Tapi bergetar di relung jiwa
    Saat diam-diam kupandang potret Ibu
    Basah di kelopak mata
    Remuk rindu di dalam dada
    Tangisku pecah membakar jiwa

    Ibu,
    Masih adakah cara untuk meminta maaf padamu?
    Pada sesal yang gatal
    Ijinkan kucium telapak kakimu
    Dan kumandikan dengan air mataku

    (Embun Puasa #25, 2017 - Gus Nas Jogja)