• Contact us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Langganan Artikel Gratis
  • BAHKAN JADI ICON DAERAH, KESUKSESAN BISNIS KULINER KELUARGA LEGENDARIS !

     


    BAHKAN JADI ICON DAERAH, KESUKSESAN BISNIS KULINER KELUARGA LEGENDARIS

    KLATEN, Sop, Soto Dan Penikmatnya yang suka gembrobyos. Sebagai warga Klaten yang pernah merantau, betempat tinggal di luar pulau, saya turut berbangga dengan popularitas Sop Pak Min Klaten. Keberadaan sop Pak Min ini saya yakini mampu menciptakan sebuah tagline bahwa Klaten tidak kemana mana tapi ada dimana mana. Di kotanya sendiri, sop Pak Min juga tidak kalah bersaing. Sop Pak Min tetap menjadi market leader dalam persoalan kuliner berbasic kuah.

     

    Kehadiran Soto Gedeg, Soto bening sampai Soto Seger tidak cukup membuat sop Pak Min ini kehilangan tajinya di kandang sendiri. Bagi saya sendiri, Sop Dan Soto adalah kuliner yang tidak banyak bedanya apalagi sop dan soto khas Klaten. Keduanya berkuah bening, keduaya sama sama dominan memiliki rasa asin dan gurih. Tetapi atmosfir persaingan bisnis kuliner berbasic kuah ini memang sangat kompetitif, kondisi ini terjadi karena segmentasi pasar kedua produk ini bisa dikatakan sama. Tidak ada yag lebih unggul, keduanya menjadi juara di hati para penggemarnya.

     

    BACA JUGA : 5 SOLUSI MENGHADAPI BULAN PUASA BAGI PELAKU BISNIS KULINER






    Sop dan soto telah menjadi entitas asli Klaten yang mudah dikenal selain mbah minto dan bupatinya yang pernah viral. Kedua jenis kuliner ini meramaikan persaingan bisnis kuliner di semua kelas social, dari kelas kampung hingga pusat kota kedua jenis kuliner ini bersaing dengan sangat ketat. Salah satu indicator kepuasan pelanggan dalam menikmati kedua jenis kuliner ini adalah “gembrobyos”. Dalam terminology bahasa jawa di Klaten khususunya gembrobyos diartikan sebagai salah satu proses alami tubuh untuk menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan sekitar. Caranya dengan mengeluarkan cairan yang mengandung garam melalui kelenjar keringat, atau lebih mudah kita sebuat berkeringat. Di Klaten sendiri banyak kita temuai pelanggan sop dan soto bercucuran keringat setelah menikmati hidangan ini, saya sendiri menganggap ini adalah perilaku yang “nganeh nganeh i”.

     

    Menikmati sebuah hidangan makan seyogyanya kita nikmati dengan santai, tenang dan dalam temperature tubuh yang normal-normal saja. Seringkali ketika jajan soto atau sop di warung kemudian melihat orang mulutnya megap-megap dan badannya berkeringat saya hanya mbatin, sebenanrnya orang ini mau makan apa bunuh diri? Mau menikmati atau menyiksa diri ? Sungguh situasinya demikian ini itu tak ubahnya adalah situasi dimana akhir bulan, radedet dan kemudian ditagih utang, rasane kemropok. Apa iya, Soto dan sop harus dinikmati dengan cara gembrobyos ?


    Oleh : Senggo Praduto S.T