• Contact us
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Langganan Artikel Gratis
  • Analisis Lima Kekuatan Porter Dan Contohnya Lengkap Detail



    Analisis Lima Kekuatan Porter adalah sebuah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis tingkat persaingan dalam suatu industri dan mengembangkan strategi bisnis. Lima kekuatan tersebut adalah ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan persaingan di antara perusahaan yang sudah ada di industri tersebut. Berikut adalah penjelasan detail dari setiap kekuatan beserta contoh-contohnya:

    1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants): Ancaman ini mengacu pada potensi masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang dapat mengurangi pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan yang sudah ada. Faktor-faktor yang mempengaruhi ancaman ini termasuk hambatan masuk seperti biaya awal yang tinggi, regulasi pemerintah, akses ke saluran distribusi, dan loyalitas merek.

      Contoh: Dalam industri penerbangan, hambatan masuk sangat tinggi karena memerlukan investasi besar untuk pesawat, pelatihan pilot, dan peraturan keselamatan yang ketat. Oleh karena itu, ancaman pendatang baru relatif rendah.

    2. Ancaman Produk Pengganti (Threat of Substitute Products or Services): Ancaman ini terjadi ketika ada produk atau jasa yang berbeda tetapi dapat memenuhi kebutuhan yang sama dengan cara yang lebih efisien atau lebih murah. Produk pengganti dapat mengurangi permintaan terhadap produk atau jasa dalam industri.

      Contoh: Dalam industri transportasi, ancaman produk pengganti bagi perusahaan kereta api adalah layanan bus atau penerbangan murah yang bisa menawarkan perjalanan dengan biaya yang lebih rendah atau waktu tempuh yang lebih cepat.

    3. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers): Kekuatan ini mengukur seberapa kuat posisi pemasok dalam menentukan harga dan kualitas bahan baku. Jika pemasok memiliki kekuatan tawar-menawar yang tinggi, mereka dapat mempengaruhi biaya produksi dan profitabilitas perusahaan dalam industri tersebut.

      Contoh: Dalam industri teknologi, pemasok komponen semikonduktor sering kali memiliki kekuatan tawar-menawar yang tinggi karena jumlah pemasok yang terbatas dan ketergantungan perusahaan teknologi terhadap komponen tersebut.

    4. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers): Kekuatan ini mengukur seberapa kuat posisi pembeli dalam menentukan harga dan kualitas produk atau jasa. Pembeli yang memiliki banyak pilihan atau informasi yang cukup tentang produk atau jasa cenderung memiliki kekuatan tawar-menawar yang lebih tinggi.

      Contoh: Dalam industri ritel, kekuatan tawar-menawar pembeli cukup tinggi karena konsumen dapat dengan mudah membandingkan harga dan kualitas produk melalui internet dan memilih toko yang menawarkan nilai terbaik.

    5. Persaingan di Antara Perusahaan yang Ada (Rivalry Among Existing Competitors): Tingkat persaingan di antara perusahaan yang sudah ada dalam industri mempengaruhi profitabilitas. Faktor-faktor seperti jumlah pesaing, tingkat diferensiasi produk, dan tingkat pertumbuhan industri berperan dalam menentukan intensitas persaingan.

      Contoh: Dalam industri smartphone, persaingan sangat ketat dengan banyaknya perusahaan seperti Apple, Samsung, dan Huawei yang bersaing untuk memenangkan pangsa pasar melalui inovasi produk, kampanye pemasaran, dan harga yang kompetitif.


    Dengan menganalisis kelima kekuatan ini, perusahaan dapat memahami dinamika persaingan dalam industri mereka dan mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mempertahankan keunggulan kompetitif.